SERANG, (28/07/2020) – Kondisi pandemic seperti saat ini ternyata tidak menghambat kreativitas dan produktifitas seseorang, bahkan hal ini justru dijadikan tantangan untuk memacu diri agar tidak ikut terbawa arus kelesuan yang disebabkan oleh wabah covid 19.
Adalah Muflih Nurhakim mahasiwa fakultas pertanian jurusan agroteknologi Untirta semester V yang berhasil membuktikan bahwa dirinya tetap dapat eksis dan berkreasi sebagai pemuda yang berbakat sehingga dapat menciptakan peluang berwirausaha melalui kompetensi nya di bidang pertanian. Muflih layak mendapat acungan jempol karena kebulatan tekad dan usahanya telah berhasil membudidaya tanaman sayuran jenis kangkung dan bayam dengan system hidroponik. Meski sebagian orang banyak telah mengetahui apa dan bagaimana system hidroponik itu namun tidak sedikit juga orang yang tidak mau melakukannya. Dalam hal ini Muflih melakukannya dengan serius, fokus, dan kedepannya kelak akan menjadi mata pencahariannya setelah lulus kuliah nanti. “ya harus fokus dan dipersiapkan dari sekarang, insya allah setelah lulus kuliah saya akan berwirausaha dibidang ini” tuturnya dengan rendah hati.
Kesungguhan mahasiswa ber –IPK diatas 3 ini dalam budidaya dengan system hidroponik berawal dari diberlakukannya kuliah daring oleh kampus akibat wabah pandemic pada bulan maret, sehingga otomatis Muflih memiliki waktu luang di rumah. Disisi lain karena dulu ia pernah magang di rian farm sebuah perusahaan budidaya sayuran di Kota Serang, akhirnya muncul dalam benaknya untuk memanfaatkan pekarangan belakang rumahnya yang dulu bekas beternak ayam untuk bercocok tanam. “karena banyaknya waktu luang dan pengalaman saya waktu magang dulu, jadi saya sempat terpikir untuk memanfaatkan lahan kosong dibelakang rumah bekas kandang ayam untuk kegiatan menanam tanaman”Ujar pemuda berusia 20 tahun itu dengan santai.
Dimulai awal bulan maret hingga april Muflih yang tergabung sebagai anggota dan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Tanaman ini mulai menanam tanaman biasa non sayuran seperti lidah buaya dan lain –lain dengan sistem menanam biasa / konvensional. Namun di bulan Mei 2020 dengan modal tidak sampai satu juta rupiah, muflih mulai membuat budidaya tanaman sayuran dengan sistem hidroponik kecil kecilan. Tanaman sayuran kangkung dan bayam menjadi pilihannya karena tidak memakan waktu yang lama hingga bisa di manfaatkan. “Saat ini baru kangkung dan bayam saja sih yang saya tanam karena waktu 2-3 minggu saja sudah bisa dirasakan hasilnya”. Kata Muflich yang merupakan anak pertama dari 3 bersaudara.
Saat ini muflich sudah bisa merasakan sayuran yang ia tanam sendiri dengan sistem hidroponik. Walaupun hasilnya baru bisa dinikmati ia dan keluarganya, namun hal tersebut dapat menciptakan peluang usaha dan pria yang sedang mengajukan beasiswa dari charoen phokphand ini bertekad akan mengembangkannya menjadi usaha budidaya berskala besar dan bervariatif sehingga ketika lulus ia tidak lagi mencari cari pekerjaan bahkan ia sendiri bisa menciptakan lapangan pekerjaan. (RDB)