UNTIRTA Akan Kembalikan Kejayaan Kesultanan

SERANG, BANTEN RAYA – Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menyelenggarakan Kuliah Umum dengan Mengusung tema “Inovasi di Era Revolusi Industri 4.0 Guna Mendukung Ketahanan Pangan Indonesia”. Kegiatan tersebut juga diisi dengan Momerandum of Understanding (MoU) antara Untirta dengan Badan ketahanan Pangan RI.

Dekan Fakultas Pertanian Untirta, Nurmayulis dalam sambutannya mengatakan, memasuki era revolusi industri 4.0, berbagai aktifitas dikaitkan dengan penggunaan mesin-mesin otomatis yang terintegrasi dengan jaringan internet.”Kementerian Pertanian sudah berinovasi dalam bidang pertanian, yaitu menciptakan smart farming 4.0, yaitu smart green house, smart irigasi, smart automatic traktor,” katanya, kemarin.

Ia menilai, dengan kondisi tersebut tentunya Untirta harus melek teknologi, jangan sampai ketinggalan karena revolusi industri sudah didepan mata. “Dengan adanya nota kesepahaman ini, tentunya akan memberikan pengaruh yang positif bagi mahasiswa pertanian Untirta,” ungkapnya.

Di lokasi yang sama, Rektor Untirta, Fatah Sulaiman mengatakan, kegiatan ini adalah tonggak penting di Untirta yang diberikan mandat oleh Islamic Development Bank untuk menjadi pusat unggulan ketahanan pangan.”Insya Allah bulan Juli Tahun 2020 pengembangan kampus baru Sindangsari pengoperasiannya akan kita mulai,” katanya.

Selain itu Rektor Untirta mengingatkan bahwa inisiator revolusi industri pertama di Banten yang sekarang menjadi nama Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Katanya, Tirta artinya air, Yasa yaitu Engginering merekayasa tata kelola air dan untuk meningkatkan kualitas pertanian di Provinsi Banten.  “Pada saat itu, sekaligus menjadi mode transportasi peralatan perang,” ujarnya.

Menurutnya, jaman keemasan tersebut akan terulang saat ini, seperti yang digagas oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan adanya nota kesepahaman ini, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI akan membina Untirta tentang ketahanan pangan di Banten.”Ini adalah peluang penting untuk membuktikan bahwa diera revolusi Industri 4.0, lahir kembali Sultan Ageng Tirtayasa  modern dari Untirta,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Agung Hendriadi dalam persentasinya memaparkan bahwa untuk mewujudkan ketahanan pangan yang penting masyarakat mampu menyediakan pangannya sendiri, yang lebih beragam bergizi, bernutrisi dan berimbang.

Menurutnya, banyak masyarakat yang mempunyai lahan tapi belum bisa memanfaatkan lahan tersebut dengan baik, untuk itu pihaknya bekerjasama dengan Untirta kususnya Faperta Untirta bersama-sama membangun ketahanan pangan dan banyak sekali yang akan dilakukan. (satibi)

Scroll to Top