FAKULTAS PERTANIAN KEMBALI MENAMBAH 3 GURU BESAR/PROFESSOR

Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) kembali mengukuhkan guru besar berjumlah tiga orang. Pengukuhan guru besar dilaksanakan di Auditorium Kampus Untirta, Sindangsari dan dilanjutkan ramah tamah di Fakultas Pertanian Lt. 4, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Rabu, pada tanggal 8 Mei 2025 dan 11 Juni 2025. Sidang terbuka senat ini dihadiri oleh Rektor Untirta Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., dan jajaran serta dibuka oleh Ketua Senat Untirta Prof. Dr. Rudi Zulfikar, S.E., Akt., M.M., M.Si., didampingi Sekretaris Senat Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si., dan anggota senat. Hadir juga dalam kegiatan ini beberapa tokoh dan pimpinan daerah di Provinsi Banten.

Pada pengukuhan tanggal 8 Mei 2025, Prof. Dr. Mirajiani, S.P., M.Si., Bidang Ilmu Sosiologi Pedesaan dengan judul ‘Transformasi Pembangunan Pedesaan Berkelanjutan: Membangun Ketahanan Sosial, Ekonomi dan Kemandirian Lokal untuk Penguatan Desa Pertanian, Desa Pesisir dan Desa Adat’. Ia menyoroti terkait dengan desa secara komprehensif. Menurutnya desa adalah bagian penting Indonesia karena separuh penduduknya yakni 43,95 persen bertempat tinggal di pedesaan dan hal ini memiliki banyak tantangan baik dalam skala nasional maupun global.

“Kebijakan pembanguanan nasional di masa kini berupaya mendorong posisi Indonesia menjadi kekuatan yang diperhitungkan di tengah tantangan global termasuk isu perubahan iklim, kemajuan teknologi digital dan cyber serta berbagai masalah terkait dengan kemiskinan, food security, dan ketahanan sosial. Maka dari itu pembangunan pedesaan merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional,” tuturnya.

Dan Prof. Dr. Adi Susanto, S.Pi., M.Si., Kepakaran Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan dengan judul penelitian ‘Pendekatan Etologi Ikan dan Rekayasa Desain dalam Pengembangan Teknologi Perikanan Tangkap Berkelanjutan’. Ia menjelaskan, manusia diberi tanggung jawab menjaga keseimbangan alam dan tidak merusak ekosistem, memanfaatkan sumber daya alam berkelanjutan dan mengedepankan keadilan sosial. Atas dasar ini maka manusia menurutnya diberikan sebuah wawasan atau pandangan bagaimana cara untuk memberdayakan ikan secara bijak dengan teknologi yang dikembangkan.

“Pendekatan trans disiplin yang memadukan informasi respons tingkah laku dan interaksi ikan sebagai dasar pengembangan teknologi yang dilakukan secara sistematif, interktif dan inovatif dapat menghasilkan teknologi penangkapan ikan yang efektif, efisien, dan berkelanjutan,” jelasnya.

Sedangkan Prof. Susiyanti yang dikukuhkan pada tanggal 11 Juni 2025, yang merupakan pasangan dari Prof. Sjaifuddin, menyampaikan pidato ilmiahnya terkait dengan sumber daya genetik. Ia menilai dalam sumber daya genetik, kampusnya, Untirta, telah mengembangkan riset terkait pelestarian sumber daya genetik yakni kelapa kopyor lokal di Fakultas Pertanian termasuk penggunaan kultur jaringan dalam bioreaktor.

“Selain itu Untirta juga berkontribusi dalam konservasi vatica bantamensis hasil kerja DLH yang didukung riset bersama dengan BRIN,” imbuhnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top